Dewasa ini bangsa Indonesia semakin sulit saja keluar dari yang namanya "KETERPURUKAN". Mulai dari korupsi yang semakin merajalela, musibah yang datang bertubi-tubi hingga masalah-masalah lama yang masih mengambang bernaung di atas negeri ini. Yang ingin penulis ulas kali ini adalah mengapai hingga era globalisasi ini, jaman yang se-modern ini masih banyak saja rakyat yang tak bisa menikmati segala ke-instant-nan dalam segala hal, masih banyak rakyat-rakyat yang tidak bisa menikmati hidup selayaknya.
Contoh yang sering kita lihat dan mungkin membuat hati kita terenyuh adalah bocah-bocah mungil yang berusaha keras mencari uang di pinggir jalan. Masa-masa indah mereka terrenggut oleh suatu keharusan yang tidak boleh mereka tinggalkan, yaitu bekerja. Orang tua mereka mungkin malah yang menyuruh mereka, tapi mengapa mereka mau? Bukannya yang terpenting adalah mencari ilmu terlebih dahulu, bukannya bekerja terlebih dahulu.
Ini lebih kepada suatu paradigma yang muncul dari sebuah lagu anak-anak yang popular sekitar 10 tahun lalu yang dilantunkan oleh penyanyi cilik, Tasya lewat lagu yang berjudul "Anak Gembala".
Lihatlah lirik berikut :
Aku adalah anak gembala
Selalu riang serta gembira
Karena aku senang bekerja
Tak pernah malas ataupun lelah...
Cukup dari satu bait itu sudah nampak suatu kejanggalan.
Lirik di atas lebih menggambarkan bahwa anak-anak itu harus rajin "bekerja", bukannya malah belajar. Inilah sebuah paradigma salah yang muncul dari sebuah lagu. Seharusnya lagu tersebut diganti "Anak Sekolah"
Aku adalah anak sekolah
Selalu riang serta gembira
Karena aku senang belajar
Tak pernah malas ataupun lelah...
Mungkin itu sedikit tulisan dari saya. Tulisan ini hanyalah intermezzo belaka, tidak ada keterkaitan apa-apa. Hanya untuk bercandaan.:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar